Jumat, 06 Oktober 2017

Memahami wacana sastra jenis syair melalui kegiatan mendengarkan

STANDAR KOMPETENSI :
5. Memahami wacana sastra jenis syair melalui kegiatan mendengarkan
KOMPETENSI DASAR :
5.1 Menemukan tema dan pesan syair yang diperdengaran
5.2 Menganalisis unsur-unsur syair yang diperdengarkan.


Kd 5.1 Menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan 

  • TEMA
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah 
satunya dalam membuat suatu tulisan.

  • PESAN
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.

  • SYAIR
Syair merupakan puisi lama yang tiap barisnya terdiri atas empat baris, bersajak a a a a , dan tidak mempunyai sampiran. Sebagaimana karya sastra lama yang lain, syair biasanya berisi nasihat. Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang artinya perasaan yang mendalam.

  • PESAN SYAIR
 Pesan syair merupakan kandungan, pokok pikiran atau makna yang ingin disampaikan oleh si penyair kepada pembaca.

  • TEMA SYAIR
 Tema syair inti dari keseluruhan cerita yang dipersingkat, misalnya persahabatan. Tema tidak sama dengan judul. 


CIRI - CIRI SYAIR
Beberapa ciri-ciri syair yang membedakannya dengan jenis puisi lain adalah:
1.     Setiap bait pada syair terdiri dari 4 baris
2.     ­Tiap baris mengandung 4 kata
3.     Setiap baris mengandung minimal 8 suku kata
4.     Sajak pada syair adalah a-a-a-a
5.     Bahasa pada syair masih berbentuk kiasan
6.     Syair biasanya berisi tentang suatu cerita yang memuat nasihat
7.    Semua baris dalam syair merupakan isi, tidak ada sampiran layaknya pada pantun.


Jenis – jenis  Syair :


1. Syair Panji

Syair panji adalah syair yang menceritakan kejadian, keadaan ataupun orang - orang yang ada dalam istana.
Syair Panji Karya Abdul Muluk
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah paduka sultan
Duduklah baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk putra baginda
Besarlah sudah bangsawan muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Parasnya elok amat sempurna
Petah menjelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina.


2. Syair Kiasan

Syair kiasan adalah syair yang berisi tentang perumpamaan terhadap suatu peristiwa tertentu. Contohnya : "seperti pungguk merindukan bulan" yang maknanya dalah tentang orang yang gagal dalam percintaan akibar perbedaan derajat atau pangkat.

Syair Burung Nuri Karya Sultan Badaroedin
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari
Terlihatlah kepada putrinya Nuri
Mukanya cemerlang manis berseri
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata
Berkobaran arwah leburlah cinta
Letih dan lesu rasa anggauta


3. Syair Romantis

Syair romantis adalah syair yang biasanya berisi tentang percintaan.
Syair Bidadari Lahir

Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Adalah raja sebuah negeri
Sultan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi
Kabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kepada esok dan lusa.


4. Syair Sejarah

Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan suatu perstiwa, tokoh ataupun tempat yang bersejarah. Contohnya seperti peperangan, asal muasal dan lain - lain.

Syair Negaradipa
Bermula kisah kita mulai
Zaman dahulu zaman bahari
Asal mulanya sebuah negeri
Timbulnya kerajaan Raja di Candi
Kerajaan bernama Negara Dipa
Raja pertama Empu Jatmika
Putra tunggal Mangkubumi dengan Sitira
Asal Negeri Keling di Tanah Jawa
Mangkubumi saudagar kaya
Kerabat raja yang bijaksana
Berputera seorang elok rupanya
Empu Jatmika konon namanya


Menemukan tema dan pesan syair yang diperdengaran

1. Memahami Makna Kata-kata yang Digunakan dalam Syair

Kata-kata yang digunakan dalam syair ada yang bermakna secara simbolik. Namun, juga ada yang mengandung makna denotatif. Agar makna syair secara keseluruhan dapat ditemukan, maka kata-kata dalam syair itu harus dipahami.
Makna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus. Makna denotasi lazim disebut :
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif.
Makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya).
Makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Makna simbolik adalah adalah makna yang terkandung dalam kata-kata lain sebagai simbol atau lambang.


2. Menangkap Pesan Syair

Setelah kata-kata yang digunakan dalam syair dapat dipahami semua artinya, maka selanjutnya perlu merenungkan untuk menangkap pesan penyair yang tersembunyi di balik kata demi kata di dalamnya. Hubungan nilai dan pesan moral syair dengan kehidupan masa kini. Nilai dalam syair merupakan hasil perenungan, pemikiran yang tercermin dalam syair. Nilai tersebut dapat berhubungan dengan situasi yang dirasakan, dihayati atau dialami penyair pada masanya.


Ø Syair Perahu

Syair perahu melambangkan tubuh manusia sebagai perahu yang berlayar di laut. Pelayaran itu penuh marabahaya. Jika manusia kuat memegang keyakinan la ilaha illa Allah, maka dapat dicapai tahap yang melebur perbedaan antara Tuhan dan hamba-Nya. Syair di atas merupakan simbolisasi manusia dalam menuju Tuhan. Penyair mengibaratkan dengan perjalanan di tengah lautan yang bekal utamanya tidak lain hanya keyakinan kepada Tuhan. Disini jelas digambarkan bahwa pertemuan hamba dan Tuhan itu sangat susah. Syair Perahu menekankan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk sampai kepada tuhan.

v Bait 1. Penulis ingin memberitahukan kepada para pembacanya bahwa ia akan menuliskan syair yang menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan penuh dengan nilai-nilai estetika yang tinggi. Maksud dan tujuan menulis syair adalah untuk memperbaiki i’tikat ummat muslim.

v Bait 2. Kehidupan ini hanya bersifat sementara saja dan semua manusia suatu saat akan menuju ke alam yang bersifat kekal. Seorang manusia yang hidup di dunia ini bagaikan sebuah perahu yang sedang berlayar di tengah lautan yang maha luas. Pelayaran ini tentunya akan menuju ke sebuah tempat yaitu alam akhirat.

v Bait 3. Hidup harus berlandaskan pedoman yang sudah ada. Pedoman-pedoman itu dijadikan panduan dalam kehidupan sehingga masyarakat hidup bersatu dan hidup dalam kelompok masyarakat yang damai.

v Bait 4 dan 5. Betapa pentingnya perbekalan selama dalam pelayaran di lautan yang luas. Ini bermakna bahwa manusia wajib membekali dirinya dengan berbagai keperluan atau kebutuhan nantinya di tempat yang akan dituju. Adapun perbekalan yang dimaksudkan di sini adalah seluruh amal perbuatan yang baik yang pada akhirnya membuat manusia menjadi taqwa.

v Bait 6. Hidup ini penuh dengan berbagai tantangan yang hanya menunggu kesempatan untuk menantang hidup manusia.

v Bait 7. Tantangan-tantangan yang hebat dapat melemahkan iman dan pegangan manusia.

v Bait 8. Ombak dan ikan yang dimaksudkan oleh penulis adalah tantangan. Jika seseorang itu tidak teguh pendirian atau tidak tahan dengan tantangan, ia bisa mengalahkan manusia.

Tema dan Amanat
a)     Tema : Keagamaan
b)     Pesan agar dalam hidup harus memiliki pedoman hidup agar dapat memperbaiki diri.


Ø  Syair Bidasari

Syair Bidasari adalah syair yang berkisah tentang Bidasari, seorang puteri raja yang sangat cantik. Dia tidak tahu asal-usulnya, dan kemudian diangkat anak oleh sepasang pedagang kaya. Ratu negeri yang cemburu akan kecantikannya kemudian bersekongkol untuk kemudian membuang Bidasari ke hutan. Di sana dia ditemukan oleh raja yang kemudian menikahinya.

Bait 1. Pengenalan kisah seorang raja yang memerintah Negeri Kembayat. Pengarangnya hanya ingin dikenal sebagai fakir sebagai tanda kerendahan hati. Tujuan hikayat sehingga menjadi contoh dan perbandingan kepada pembaca.

Bait 2 . Di sebuah negeri ada seorang pemerintah, yaitu sultan yang gagah perkasa lagi bijaksana. Baginda raja dahulu yang cemerlang. Keadilan beliau telah mengundang kedatangan para pedagang dan orang saleh (pelajar ilmu agama yang merantau).

Bait 3 . Kegagahan dan kelangsungan pemerintahan beliau memang mengagumkan. Sesaat pun beliau tidak mengalami kesusahan. Namun, tidak ada yang tahu apakah kondisi itu akan abadi atau sebaliknya.

Bait 4. Sultan yang bijaksana bertambah bahagia ketika menikah. Selang beberapa bulan, permaisuri pun hamil.

Bait 5. Setelah beberapa tahun memerintah negara dengan bahagia dan aman sentosa, dugaan mala petaka datang melanda. Beliau terpaksa mundur dari istana.

Bait 6. Tiba-tiba pada suatu hari muncul seekor burung raksasa melayang di ruang angkasa negeri Kembayat. Garuda, yaitu elang besar mengacaukan Kembayat sehingga menimbulkan kekacauan dan kehancuran.

Bait 7. Garuda melakukan serangan dengan suara yang bergema luar biasa. Semua rakyat negeri Kembayat berada dalam kekacauan dan kekalutan. Seluruh negeri dilanda duka lara dan lesu, serta rakyat berhamburan tanpa arah tujuan.

Bait 8. Ketika itu beliau sedang duduk di singgasana sambil menerima pembesar dan rakyat jelata. Kekacauan bagaikan di medan perang jelas terdengar. Baginda bertitah dengan nada yang tegas tentang kekacauan apa pula yang terjadi

Tema dan Amanat
Tema Syair Bidasari adalah kasih sayang.
Amanat Syair Bidasari adalah bersikaplah murah hati kepada siapa saja, saling mengasihi dan menyayangi, serta mudah memaafkan.


KD 5.2 Menganalisis unsur-unsur syair yang diperdengarkan

Analisis  merupakan aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.

UNSUR UNSUR SYAIR

Unsur syair terdiri atas unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik syair terdiri atas baris-baris yang bersama-sama membangun bait-bait. Selanjutnya bait-bait itu membangun keseluruhan makna. Struktur fisik puisi memiliki kekhasan tersendiri dengan ciri-ciri yang melekat padanya. Sedangkan struktur batin puisi atau disebut unsur intrinsik meliputi tema, nada, suasana, dan pesan atau amanat.


a. Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan landasan utama dalam mengekspresikan gagasan atau pikiran melalu ikata-kata.

b. Nada, yaitu sikap tertentu penyair terhadap pembaca. Apakah penyair bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau berikap lugas apa adanya, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.

c. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi.
Suasana merupakan efek psikologis yang muncul setelah pembaca selesai membaca keseluruhan syair.
Jika berbicara tentang penyair kita akan berbicara tentang nada, sebaliknya jika berbicara tentang pembaca, kita akan berbicara tentang suasana hati pembaca. Nada dan suasana saling berhubungan. Nada penyair menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptkan penyair dapat menimbulkan suasana iba pembaca.

d. Pesan atau amanat, yaitu tujuan yang hendak dimaksud penyair dalam menciptakan syairya. Pesan penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, sada, dan suasana syair dengan membaca kesepuruhan syair. Amanat tersirat dibalik kata-kata yag disusun dan berada di balik tema yang diungkapkan.
Kita dapat menganalisis unsur-unsur syair. Unsur-unsur syair meliputi tema, perasaan, nada, dan amanat.

Adapun makna dari tema, perasaan, nada, dan amanat adalah berikut.
1. Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Contoh tema syair adalah ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme, dan sebagainya.
2. Perasaan berkaitan dengan perasaan yang disampaikan penyair melalui syairnya. Syair dapat mengungkapkan perasaan yang beraneka ragam, mungkin perasaan sedih, kecewa, benci, rindu, maupun bahagia.
3. Nada merupakan sikap batin penyair yang hendak diekspresikan kepada pembaca. Misalnya ada nada menasihati, mencemooh, iri hati, penasaran, dan sebagainya.
4. Amanat berkenaan dengan maksud, pesan, atau tujuan yang hendak disampaikan penyair melalui syairnya.

Sebelum menentukan unsur-unsur syair di atas, kita dapat membaca syair tersebut secara keseluruhan. Dengan demikian kita dapat menjelaskan unsur-unsur syair secara lengkap dan utuh.

Kalian telah mengetahui unsur-unsur syair. Berdasarkan syair di atas, kita dapat menganalisis unsur-unsur syair tersebut sebagaimana contoh berikut.
1. Syair di atas bertema kepahlawanan.
2. Syair di atas mengungkapkan seorang istri (istri kedua) yang berani melawan musuh demi membebaskan suaminya dan istri pertama dari tangan musuh.
3. Syair di atas memiliki nada memberitahukan kepada para pembaca bahwa seorang istri berkewajiban membantu suami dan keluarga lainnya, meski harus mengorbankan nyawa.
4. Syair di atas memiliki amanat bahwa kita harus membela kebenaran.





  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar